Planet Pluto Menghilang

Planet Pluto Menghilang

Asteroid dan Sabuk Asteroid

Asteroid adalah benda berbatu yang lebih kecil dari planet, sebagian besar terletak di Sabuk Asteroid antara Mars dan Jupiter. Sabuk Asteroid diyakini merupakan sisa-sisa materi dari pembentukan Tata Surya yang tidak pernah bergabung menjadi planet. Asteroid memiliki berbagai ukuran, dari beberapa meter hingga ratusan kilometer. Beberapa asteroid memiliki satelit alami sendiri, dan beberapa bahkan memiliki potensi untuk mengandung air dan bahan organik.

Komet adalah benda es yang mengorbit Matahari dengan orbit yang sangat lonjong. Ketika komet mendekati Matahari, esnya menguap dan membentuk koma (atmosfer sementara) dan ekor yang khas. Ekor komet selalu menjauhi Matahari karena tekanan radiasi matahari dan angin matahari.

Buku Ensiklopedia Anak: Tata Surya

Apa planet tercepat di tata surya? Mengapa Venus disebut ‘saudara Bumi?’ Dapatkah Anda menebak ada berapa jumlah satelit planet Jupiter? Komet manakah yang mempunyai cahaya paling terang? Ada banyak sekali fakta dan informasi unik nan penting seputar tata surya kita yang dapat Anda ketahui di dalam buku ini. Mulai dari keadaan Matahari, planet-planet, hingga misi-misi luar angkasa dirangkum dan disajikan dengan ulasan dan ilustrasi menarik sehingga anak Anda betah menggali segala hal tentang tata surya.

Mengapa Pluto Tidak Termasuk Planet Terkecil dalam Tata Surya?

Nah Grameds, mungkin akan timbul pertanyaan di benak kamu seperti “kok bukan Pluto ya planet terkecilnya? Kenapa malah Merkurius?” Gramin akan bantu menjawab pertanyaan kamu tersebut.

Pluto tidak termasuk dalam kategori planet terkecil dalam tata surya karena pada tahun 2006, Persatuan Astronomi Internasional (IAU) mengubah definisi resmi tentang apa yang dimaksud dengan sebuah planet. Menurut definisi baru ini, sebuah benda langit harus memenuhi tiga kriteria untuk diklasifikasikan sebagai planet:

Pluto memenuhi dua kriteria pertama, yaitu mengorbit matahari dan memiliki bentuk bulat. Namun, Pluto tidak memenuhi kriteria ketiga karena orbitnya berada di wilayah yang penuh dengan benda-benda lain di Sabuk Kuiper, yang merupakan wilayah yang penuh dengan objek kecil dan es di pinggiran tata surya. Oleh karena itu, Pluto tidak dianggap telah “membersihkan” lingkungannya dari benda-benda lain.

Sebagai hasil dari perubahan definisi ini, Pluto diklasifikasikan sebagai “planet kerdil” (dwarf planet). Selain Pluto, ada beberapa planet kerdil lain yang telah diidentifikasi di tata surya, seperti Eris, Haumea, Makemake, dan Ceres.

Nah, Grameds, itulah tadi petualangan kita menjelajahi Jupiter si raksasa gas dan Merkurius si planet mungil. Keren banget, kan, bagaimana Tata Surya kita menyimpan begitu banyak keajaiban? Semoga artikel ini bisa menambah wawasan dan rasa ingin tahu kalian tentang alam semesta yang menakjubkan ini. Jangan lupa untuk terus membaca dan belajar, ya! Sampai jumpa di artikel menarik lainnya, Grameds!

Rekomendasi Buku Terkait

Kriteria Disebut Planet

Aturan baru terkait sebuah planet diadopsi dari International Astronomical Union. Berikut merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi sebuah planet:

Buku Ensiklopedia Anak: Tata Surya

Apa planet tercepat di tata surya? Mengapa Venus disebut ‘saudara Bumi?’ Dapatkah Anda menebak ada berapa jumlah satelit planet Jupiter? Komet manakah yang mempunyai cahaya paling terang? Ada banyak sekali fakta dan informasi unik nan penting seputar tata surya kita yang dapat Anda ketahui di dalam buku ini. Mulai dari keadaan Matahari, planet-planet, hingga misi-misi luar angkasa dirangkum dan disajikan dengan ulasan dan ilustrasi menarik sehingga anak Anda betah menggali segala hal tentang tata surya.

Berkenalan dengan Alam Semesta Tata Surya dan Benda Langit

Alam semesta, tata surya, dan dunia langit adalah suatu hal yang penuh dengan misteri dan fenomena yang sangat menakjubkan. Banyak sekali hal yang belum diketahui oleh para peneliti hingga saat ini. Tentu hal ini sangat menarik bagi anak, yang “haus” akan segala pengetahuan menakjubkan. Banyak manfaat dari berkenalan dengan alam sejak usia dini, seperti mengembangkan rasa ingin tahu, karena melihat variasi bentuk, suara, warna, makhluk, dan segala komponen alam yang berbeda-beda, sehingga memicu proses berpikir dan pencarian informasi. Dan meningkatkan kepercayaan diri, dengan memilih kegiatan yang mereka sukai, bereksplorasi secara mandiri, dan mengekspresikan diri melalui berbagai media yang tersedia di alam sekitar. Lewat buku ini, beragam fenomena alam, seperti banjir, gempa bumi, gunung meletus, pelangi, serta banyak lainnya akan dikupas dengan jelas. Pun dari dunia tata surya dan langit, pengetahuan tentang meteor, planet, bulan, gerhana, serta banyak lainnya akan dijelaskan dengan sederhana namun tepat. Yuk, ajak buah hati kita mengenali alamnya lebih dekat!

Mengapa Pluto Tidak Termasuk Planet Terkecil dalam Tata Surya?

Nah Grameds, mungkin akan timbul pertanyaan di benak kamu seperti “kok bukan Pluto ya planet terkecilnya? Kenapa malah Merkurius?” Gramin akan bantu menjawab pertanyaan kamu tersebut.

Pluto tidak termasuk dalam kategori planet terkecil dalam tata surya karena pada tahun 2006, Persatuan Astronomi Internasional (IAU) mengubah definisi resmi tentang apa yang dimaksud dengan sebuah planet. Menurut definisi baru ini, sebuah benda langit harus memenuhi tiga kriteria untuk diklasifikasikan sebagai planet:

Pluto memenuhi dua kriteria pertama, yaitu mengorbit matahari dan memiliki bentuk bulat. Namun, Pluto tidak memenuhi kriteria ketiga karena orbitnya berada di wilayah yang penuh dengan benda-benda lain di Sabuk Kuiper, yang merupakan wilayah yang penuh dengan objek kecil dan es di pinggiran tata surya. Oleh karena itu, Pluto tidak dianggap telah “membersihkan” lingkungannya dari benda-benda lain.

Sebagai hasil dari perubahan definisi ini, Pluto diklasifikasikan sebagai “planet kerdil” (dwarf planet). Selain Pluto, ada beberapa planet kerdil lain yang telah diidentifikasi di tata surya, seperti Eris, Haumea, Makemake, dan Ceres.

Nah, Grameds, itulah tadi petualangan kita menjelajahi Jupiter si raksasa gas dan Merkurius si planet mungil. Keren banget, kan, bagaimana Tata Surya kita menyimpan begitu banyak keajaiban? Semoga artikel ini bisa menambah wawasan dan rasa ingin tahu kalian tentang alam semesta yang menakjubkan ini. Jangan lupa untuk terus membaca dan belajar, ya! Sampai jumpa di artikel menarik lainnya, Grameds!

Jupiter: Planet Terbesar di Tata Surya

Jupiter adalah planet terbesar dalam tata surya kita dan memiliki banyak karakteristik menarik yang membuatnya menjadi subjek penelitian dan pengamatan ilmiah yang intens. Jupiter adalah planet kelima dari matahari dan planet terbesar di tata surya. Diameter Jupiter sekitar 142.984 km, yang lebih dari 11 kali diameter Bumi. Massa Jupiter adalah 318 kali massa Bumi, menjadikannya planet dengan gravitasi terkuat di tata surya.

Planet ini terdiri dari hidrogen dan helium, mirip dengan komposisi matahari. Atmosfernya terdiri dari lapisan-lapisan awan tebal yang didominasi oleh hidrogen molekuler, helium, metana, amonia, dan air. Jupiter tidak memiliki permukaan padat. Bagian dalamnya terdiri dari inti padat yang dikelilingi oleh lapisan cairan hidrogen metalik.

Atmosfer Jupiter terkenal dengan pola cuaca yang sangat dinamis, termasuk badai yang berlangsung selama berabad-abad. Bintik Merah Besar adalah badai raksasa yang berdiameter sekitar dua kali diameter Bumi dan telah berlangsung setidaknya selama 400 tahun. Atmosfernya menunjukkan pola pita awan terang dan gelap yang dikenal sebagai zona dan sabuk, yang bergerak dalam arah yang berlawanan.

Jupiter memiliki lebih dari 79 satelit yang diketahui, dengan empat yang terbesar dikenal sebagai satelit Galilea: Io, Europa, Ganymede, dan Callisto. Io adalah satelit yang sangat aktif secara vulkanik. Europa diyakini memiliki lautan bawah permukaan yang mungkin mendukung kehidupan. Ganymede adalah satelit terbesar di tata surya, bahkan lebih besar dari planet Merkurius. Sementara Callisto adalah satelit yang sangat tua dan penuh dengan kawah.

Peran Jupiter dalam tata surya adalah gravitasinya yang kuat. Gravitasi Jupiter mempengaruhi orbit objek lain dalam tata surya dan berperan dalam membersihkan tata surya dari komet dan asteroid yang mungkin berbahaya bagi planet bagian dalam. Jupiter juga dianggap sebagai “penjaga” tata surya karena membantu melindungi Bumi dari potensi tumbukan.

Pluto memiliki ukuran yang sama dengan bulan

Pluto membutuhkan waktu 248 tahun bumi untuk berevolusi mengitari Matahari. Namun, Pluto baru ditemukan pada tahun 1930 sehingga pada saat ini Pluto masih membutuhkan waktu 150 tahun bumi untuk menyelesaikan satu perjalanan mengitari Matahari.

Lokasi Pluto diketahui sangat jauh dari Matahari. Hal ini menyebabkan cahaya matahari membutuhkan waktu selama lebih dari lima jam untuk mencapai Pluto. Waktu tersebut merupakan waktu yang sangat panjang mengingat cahaya matahari hanya membutuhkan waktu delapan menit untuk mencapai Bumi.

Pluto sempat menjadi salah satu planet di Tata Surya, tetapi dikeluarkan dari daftar tersebut pada 2006. Ini alasan Pluto kehilangan statusnya.

Tata surya, seperti yang sempat digaungkan di buku-buku pelajaran IPA masa lalu, memiliki sembilan planet, yakni Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Pluto sebagai yang terjauh.

Pada 24 Agustus 2006, status planet Pluto dicabut. Alasannya, persatuan Astronomi Internasional (IAU) memutuskan untuk mengklasifikasikan ulang Pluto menjadi planet kerdil, sehingga jumlah planet di Tata Surya berkurang menjadi delapan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pluto adalah planet kerdil sesuai definisi dan diakui sebagai prototipe dari kategori baru objek trans-Neptunus," demikian dinyatakan dalam resolusi yang disetujui pada tahun 2006, dikutip dari Space, Jumat (15/11).

Pluto ditemukan oleh Clyde Tombaugh pada 1930. Kala itu para ilmuwan mencari benda langit yang tidak dikenal untuk menjelaskan ketidakteraturan dalam orbit Uranus.

Tombaugh yang merupakan seorang astronom yang baru saja bergabung dengan Observatorium Lowell di Arizona ditugaskan untuk mengidentifikasi pelakunya.

Setelah beberapa bulan, ia berhasil menemukan objek bulat berbatu di luar Uranus yang ia yakini sebagai penyebab ketidakteraturan orbit Uranus. Benda itu kemudian diberi nama Pluto, yang diambil dari nama dewa dunia bawah dalam mitologi Romawi.

Meski lebih kecil dari beberapa bulan yang telah diketahui, ukurannya cukup besar untuk dianggap sebagai planet.

Namun, para peneliti kemudian mengetahui bahwa Pluto tidak cukup besar untuk memberikan tarikan gravitasi yang diperlukan untuk mempengaruhi orbit Uranus.

Selain itu, pada tahun 1990-an, para astronom menemukan bahwa Pluto dikelilingi oleh sejumlah objek yang berukuran serupa.

Pluto merupakan bagian dari wilayah tata surya yang kemudian dinamai Sabuk Kuiper. Hal ini memicu perdebatan tentang status Pluto di dalam jajaran planet, yang mencapai puncaknya pada pertemuan tahun 2006 di Praha.

Dalam pertemuan tersebut, IAU menugaskan sebuah komite kecil untuk membuat ulang definisi "planet".

Mereka menetapkan tiga kriteria untuk planet, yakni:

1. Harus mengorbit mengelilingi Matahari2. Harus memiliki massa yang cukup untuk membuat dirinya berbentuk bulat3. Harus menyingkirkan semua benda langit lainnya, kecuali bulan-bulannya sendiri, dari orbitnya.

Berdasarkan kriteria ketiga, komite tersebut menyatakan Pluto tidak lagi memenuhi syarat sebagai sebuah planet karena posisinya yang terletak di Sabuk Kuiper yang berantakan, di mana terdapat ribuan benda yang berada di luar orbit Neptunus.

Oleh karena itu, Pluto bukanlah objek yang dominan secara gravitasi di lingkungannya. Dengan demikian, definisi baru menyatakan Pluto bukan lagi planet.

Namun, definisi tersebut langsung menuai kritik dari para astronom.

"Definisi tersebut jelas tidak memadai, karena tidak memasukkan eksoplanet," kata Jean-Luc Margot, seorang ilmuwan planet di UCLA, dikutip dari Live Science.

Selain itu, ia menyebut sangat sulit untuk menentukan kapan sebuah benda telah membersihkan orbitnya sendiri. Pluto jelas tidak melakukan hal itu, tetapi menurut beberapa definisi, Mars juga demikian.

Penurunan status Pluto masih menjadi kontroversi bagi sebagian ilmuwan karena cara pengklasifikasiannya.

Philip Metzger, fisikawan planet yang bekerja pada misi New Horizons NASA ke Pluto, sebelumnya telah menunjukkan bahwa IAU tidak mengajukan definisi planet mereka untuk pemungutan suara dari komunitas ilmiah yang lebih besar. Menurutnya, hal ini membuat definisi baru tersebut tidak valid.

Di sisi lain, para ilmuwan yang belum move on dari Pluto dianggap memiliki masalah sentimen. Banyak orang yang tumbuh dengan menganggap Pluto sebagai planet, dan mereka masih berinvestasi secara emosional di dalamnya.

Terlepas dari apakah Pluto itu planet atau planet kerdil, Pluto tetaplah bagian yang menarik dari tata surya, mulai dari "jantung" besar berwarna putih yang terdiri dari nitrogen beku hingga "gunung berapi super" yang memuntahkan es yang diduga bersembunyi di bawah permukaannya.

Pluto yang biasa dikenal sebagai planet terkecil dalam tata surya saat ini sudah kehilangan predikat tersebut. Bukan karena ukuran dari planet ini berubah ataupun muncul planet lain yang lebih kecil. Alasan dibaliknya adalah sebutan planet sudah tidak lagi disematkan bagi Pluto.

Pada tahun 1930, astronom Amerika yaitu Clyde Tombaugh menemukan Pluto dan menjadikannya sebagai planet kesembilan dalam tata surya. Namun, pada tahun 2006 Pluto sudah tidak lagi digolongkan menjadi sebuah planet.

Perubahan yang dilakukan terhadap Pluto terjadi akibat perubahan pada definisi dari sebuah planet. Ternyata, Pluto tidak memenuhi definisi dari planet yang didasarkan pada perubahan tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT